Headline Health

4 Cara Mencegah Bullying Di Keluarga Anda

Maraknya kasus perundungan/ bullying di tengah masyarakat belakang ini yang tejadi di lingkungan pendidikan membuat Ilham Nuzul Rachman aktivis kesehatan mental angkat bicara mengenai cara mencegah hal tersebut.

Ilham yang juga pernah menjadi korban bullying memaparkan kepada tim dailylife “permasalahan Bullying di Indonesia itu terus mengakar dan tidak ada ujungnya. Mengapa? Bisa jadi terjadinya bullying bisa disebabkan karena pelaku pernah menjadi korban kekerasan di rumah.”

Ia menegaskan, bullying bisa terjadi dikarenakan kurangnya kesadaran orang tua dalam memberikan perhatian dan pendidikan kepada anak mengenai kekerasan yang berujung kepada bullying.

Ilham juga mengatakan pentingnya menunjukan rasa empati yang mendalam kepada korban bullying. “Hadapi dengan tenang dan berikan rasa aman kepada anak yang menjadi korban bullying” tambah ilham. Pentingnya kepercayaan diri sebagai korban bullying untuk bisa membela diri adalah satu faktor yang bisa melepaskan anak dari perundungan.

Orang tua dan keluarga menjadi garda tedepan tumbuh kembang seorang anak, jadi sudah sepantasnya seorang anak tumbuh dalam lingkungan keluarga dimana dirinya merasa aman untuk tumbuh. Berikut adalah cara untuk mencegah bullying terjadi dikeluarga Anda papar ilham:

1. Menjadi sosok orang tua yang penuh kasih sayang.
Cara orang tua menunjukan kasih sayangnya memang berbeda-beda, apalagi jika harus dihadapkan dengan permasalahan ekonomi dan lain sebagainya yang membuat orang tua terkadang lupa untuk memprioritaskan hal tersebut.

Seorang anak yang tumbuh dalam ruang lingkup yang damai dan penuh kasih sayang akan membuatnya terbiasa dengan lingkungan yang baik dan mudah berinteraksi dengan teman-teman dan orang lain.

2. Menjadi teman & sahabat untuk anak
Kedekatan orang tua dengan anak sangat penting dan termasuk salah satu cara melindungi anak dari bullying. Jika orang tua memiliki kedekatan dengan anak, maka anak akan merasa nyaman dan lebih mudah untuk menyampaikan permasalahan yang dialami secara terbuka tanpa rasa takut.

Pahami kebutuhan anak dan selalu ada di sisi anak untuk memberi mereka masukan dan dukungan. Buatlah anak merasa selalu dicintai dan yakin bahwa ada orang-orang yang tulus mendukungnya.

Dengan begitu, ketika anak menjadi korban atau menjadi pelaku pembullyan, orang tua akan cepat untuk mengetahui dan cepat untuk mengambil tindakan yang tepat.

3. Tumbuhkan rasa percaya diri dan keberanian pada anak
Salah satu penyebab anak menjadi korban  bully adalah karena ia tidak memiliki kepercayaan diri dan keberanian untuk mempertahankan dirinya dari pembullyan. Korban bullying biasanya anak-anak yang memiliki kondisi fisik yang berbeda dari teman lainnya, memiliki sifat pemalu, penakut, pendiam yang membuatnya mudah terintimidasi.

4. Menjadi orang tua yang terbuka akan kritik dan saran
Ketika anak bercerita, dengarkanlah dengan saksama dan jangan menganggapnya sebagai hal yang remeh. Apalagi ketika anak menyampaikan mengenai suatu permasalahan yang ia alami, misal tidak nyaman dilingkungan keluarganya, tidak nyaman dengan pola asuh orang tuanya, tidak nyaman dengan lingkungan pertemanannya atau bahkan denga Gurunya di sekolah.

Saat orang tua menganggap bahwa apa yang dialami anak adalah masalah sepele dan tidak serius, maka anak merasa tidak didengarkan bahkan tidak dipedulikan. Selain itu, hal terburuk bisa menjadikan anak merasa bahwa mereka diperlakukan buruk oleh orang lain.

Ilham yang sedang menyelesaikan pendidikan sebagai mahasiswa di fakultas hukum menjelaskan; “saya tidak menutup mata bahwa yang perlu menjadi concern bukan hanya Korbannya saja tapi Pelakunya juga, Perlindungan terhadap pelaku tindak pidana Bullying, dimana pelaku juga memiliki hak-hak yang harus dia dapatkan, karena kita tidak pernah tau alasan seseorang menjadi Pelaku Bullying itu kenapa, bisa jadi karena masalah kesehatan mentalnya yang terganggu karena pernah menjadi korban sehingga memicunya untuk menjadi pelaku, misalnya.”

Meskipun upaya penegakan keadilan restoratif dilakukan, tentu upaya preventif atau mencegah akan lebih baik dalam menangani permasalahan bullying  yang tidak ada habisnya.

Penanganan kasus perudungan/ bullying melibatkan berbagai aspek lingkungan seperti keluarga, sekolah, lingkungan sosial/ masyarakat dan pemerintah.

Keluarga menanamkan nilai-nilai, norma, dan moral untuk mencegah segala bentuk bullying, sekolah memberikan pendisiplinan dan pendidikan karakter yang berbudi luhur, masyarakat mendidik dan mengawasi gejala perilaku bullying, dan pemerintah memfasilitasi semua hal tersebut dengan aturan. Semua itu dilakukan tentu demi menjaga kualitas anak-anak Indonesia ke depannya.

Bagaimana apa kita semua sudah siap turut serta menjadi bagian dari perubahan ini?

 

About Author

A lifestyle & traveler writer

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *