Saat sebagian besar masyarakat Indonesia menikmati liburan Lebaran, para pekerja sektor hulu energi Pertamina tetap menjalankan tugasnya di lapangan minyak dan gas. Di bawah terik matahari, baik di daratan maupun lepas pantai, mereka bekerja tanpa lelah untuk memastikan pasokan energi nasional tetap terjaga.
Salah satu di antaranya adalah Chyntia Daeng, seorang Perwira Subholding Upstream Pertamina yang bertugas di Pertamina Hulu Rokan (PHR). Tahun ini, ia harus merayakan Lebaran jauh dari keluarga, di tengah ladang minyak Rokan.
Sebagai Sr. Supervisor Plant Operations Lapangan Minyak Minas di Gathering Station (GS) 1 dan 2, Chyntia memiliki tanggung jawab besar. “Saya mengawasi operasional agar berjalan dengan selamat, sesuai standar safety, dan mencapai target yang ditetapkan perusahaan. Terlebih, Gathering Station beroperasi 24 jam setiap hari,” ujar Chyntia, yang telah berkarier di industri hulu migas selama 11 tahun.
Tak hanya Chyntia, Budhi Refa Anjani juga merasakan hal serupa. Production Superintendent di Central Plant, East Operations Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) ini bertugas memastikan operasional harian, target produksi, keselamatan personel, hingga pengelolaan anggaran di anjungan lepas pantai.
“Tahun ini saya tidak bisa berlebaran dengan istri dan dua anak saya. Kami bertugas bukan sekadar memenuhi kewajiban pekerjaan, tapi juga demi kepentingan nasional,” ungkap Budhi, yang akrab disapa Budrev.
Peran Strategis Perwira Hulu Migas Pertamina
Corporate Secretary Subholding Upstream Pertamina, Arya Dwi Paramita, menegaskan bahwa tugas para Perwira Hulu Migas sangat strategis dalam menjaga ketahanan energi nasional. “Mereka mendedikasikan waktunya untuk memastikan pasokan minyak mentah tetap berjalan di masa libur Lebaran,” ujar Arya.
Selama libur Lebaran, Pertamina Hulu Energi (PHE) mengaktifkan Satuan Tugas Ramadhan dan Idul Fitri (Satgas RAFI) 2025 untuk memastikan kelancaran produksi. Satgas ini bertugas mengoordinasikan Emergency Response Organization (ERO), menyiagakan personel non-emergency, menerapkan health screening bagi pekerja, serta mengelola logistik pendukung operasi.
Tak hanya itu, Satgas RAFI 2025 juga berupaya menjaga produksi dan lifting migas melalui pengeboran, kerja ulang, serta perawatan sumur. Beberapa kegiatan pengeboran eksplorasi yang dilakukan meliputi East Pondok Aren (Jawa Barat), Sembakung Deep (Kalimantan), dan North East Markisa (Papua).
Baca juga:
- Rangkaian Perawatan TOTAL CARE MEN Diluncurkan, Wujudkan Totalitas Lelaki
- Suku Jawa: Warisan Budaya yang Tetap Hidup dan Jadi Salah Satu Suku Terbesar di Dunia
- Jejak Kejayaan Sriwijaya Tersembunyi di Dasar Sungai Musik
Komitmen PHE: Keberlanjutan dan Tata Kelola yang Baik
PHE berkomitmen mengelola operasi hulu migas dengan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG). Selain itu, perusahaan juga menerapkan kebijakan Zero Tolerance on Bribery dengan memastikan sistem pencegahan fraud berjalan optimal. PHE telah mengimplementasikan Sistem Manajemen Anti Penyuapan (SMAP) berbasis ISO 37001:2016 untuk menjaga integritas perusahaan.
Sebagai bagian dari upaya menjadi perusahaan migas kelas dunia yang ramah lingkungan dan bertanggung jawab secara sosial, PHE terus berinvestasi dalam pengelolaan bisnis secara profesional, baik di dalam maupun luar negeri.
Mengabdi untuk Negeri
Dedikasi para Perwira Hulu Migas seperti Chyntia dan Budrev adalah bukti bahwa energi nasional tetap terjaga berkat kerja keras mereka, meski harus merelakan momen kebersamaan di hari raya. Bagi mereka, tugas ini bukan sekadar pekerjaan, tetapi juga pengabdian untuk negeri. Selamat Hari Raya Idul Fitri, terima kasih kepada para pahlawan energi yang tetap bekerja demi Indonesia!
BPOM Bantah Isu Penutupan Pabrik Skincare PT. Ratansha Purnama Abadi