Economy & Business Headline News

Yen Melemah, Pasar Saham Jepang Bergembira: Dampak Keputusan Bank Sentral yang Hati-hati

Ilustrasi Yen melemah - sumber freepik

Ada kabar kurang mengenakkan nih buat penggemar mata uang yen. Kurs yen terhadap dolar Amerika Serikat baru saja menembus angka 151 yen untuk pertama kalinya dalam empat bulan terakhir.

Penyebabnya? Keputusan Bank Jepang (BOJ) yang tampaknya masih belum mau buru-buru menaikkan suku bunga lagi, meskipun sebelumnya mereka sudah melakukannya. Keputusan ini pun berdampak ke sana-sini, termasuk pasar keuangan global dan pasar saham Jepang.

BOJ Masih Pegang Pelonggaran Keuangan

Pada tanggal 19 Maret lalu, BOJ mengadakan pertemuan kebijakan keuangan. Alih-alih melanjutkan tren kenaikan suku bunga, mereka justru memutuskan untuk mempertahankan kebijakan pelonggaran keuangan skala besar. Ini termasuk mempertahankan kebijakan suku bunga negatif dan langkah-langkah untuk mendorong suku bunga jangka panjang.

Gubernur BOJ, Kazuo Ueda, menegaskan bahwa “relaksasi keuangan ini akan terus berlanjut untuk sementara waktu.” Koran Nippon Keizai (Nikkei) pun melaporkan adanya kesan bahwa “BOJ tidak terburu-buru untuk menaikkan suku bunga lebih lanjut kecuali inflasi naik di atas level tertentu.”

Kenapa Yen Melemah?

Salah satu faktor utama yang menyebabkan melemahnya yen adalah perbedaan suku bunga yang signifikan antara Amerika Serikat dan Jepang. Meski BOJ sudah menaikkan suku bunga, nyatanya nilai yen malah turun.

Kyodo News menganalisis bahwa keputusan BOJ ini belum cukup ampuh. “Meskipun BOJ telah mencabut kebijakan suku bunga negatif, pembelian dolar masih mendominasi pasar karena perbedaan suku bunga antara AS dan Jepang diperkirakan akan tetap besar.” Nikkei pun sepakat, dengan menjelaskan bahwa “pengumuman BOJ tentang ‘pelanjutan relaksasi keuangan untuk sementara waktu’ tampaknya justru mendorong pembelian dolar dan penjualan yen.”

Pasar Saham Jepang Bersorak

Meskipun yen melemah, ada kabar baik dari pasar saham Jepang. Keputusan BOJ ini disambut positif oleh para investor. Indeks Nikkei 225 naik pada tanggal 19 Maret dan ditutup pada 40.003 yen.

Perlu diingat, pasar saham Jepang akan tutup pada tanggal 20 Maret karena Hari Libur Nasional Jepang, Hari Musim Semi (Shunbun no Hi / Hari Vernal Equinox).

Baca juga:

Kenaikan Suku Bunga AS: Tantangan untuk Yen

Robert Tipp dari PGIM Fixt/Incom, perusahaan manajemen aset Amerika, berpendapat bahwa arahan kebijakan BOJ masih terbatas. “BOJ memberikan arahan kebijakan untuk menghadapi berbagai kemungkinan yang terjadi di pasar ekonomi atau valuta asing,” ujarnya.

Ia menekankan bahwa “kesenjangan suku bunga jangka pendek antara Jepang dan AS masih lebih dari 5%,” dan “kecuali jika suku bunga Jepang naik 1-2%, yen tidak akan menguat.” Selain itu, prediksi Robert Tipp bahwa Federal Reserve Amerika Serikat (FRB) tidak akan terburu-buru menurunkan suku bunga pun turut menjadi tantangan tersendiri bagi penguatan yen.

Kenaikan Suku Bunga BOJ: Masih Lama?

Beberapa pihak mungkin berpikir bahwa kenaikan suku bunga BOJ selanjutnya tidak akan pernah ada habisnya. Namun, para ahli memperkirakan bahwa BOJ masih membutuhkan waktu untuk mengambil langkah selanjutnya.

Ini berarti mereka harus menunggu angka-angka seperti tingkat inflasi dan kenaikan upah mencapai target yang diinginkan.

Mantan ekonom BOJ, Hideo Hayakawa, menjelaskan sifat hati-hati Gubernur Ueda. “Mengingat Gubernur Ueda yang sangat berhati-hati dan fokusnya untuk mencapai konsensus di dalam dewan gubernur, ia akan membutuhkan waktu yang cukup dan berhati-hati dalam menormalkan kebijakan.”

Jadi Master dan Kuasai All You Can Eat Saat Buka Puasa: 10 Tips Makan Hemat dan Puas!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *