Headline Travel

Baduy Lebak Banten, Healing Yang Cocok Untuk Menyejukan Hati

Kekayaan alam Indonesia tidak akan pernah habis untuk dijelajahi selagi semuanya terus  lestari dan terjaga sepenuh hati.

Provinsi Banten menjadi salah satu wilayah yang memiliki potensi alam dan budaya yang sangat menarik untuk dikenali lebih dekat.

Salah satunya Suku Baduy yang mendiami pedalaman hutan di pegunungan Kendeng, surga tersembunyi dipenghujung  Lebak Banten.

Ilham Nuzul Rachman membagikan pengalamannya baru-baru ini dalam perjalanan mengunjungi suku Baduy Dalam di Lebak Banten kepada tim dailylife.id.

Suku Baduy atau Suku Badui atau urang kanekes, merupakan sekelompok masyarakat adat sunda yang masih sangat konsisten.

Konsisten menjaga kepercayaan tatanan budaya adat istiadat  mereka sesuai dengan warisan turun temurun para leluhur.

Suku ini merupakan bagian dari suku sunda yang memilih untuk tidak  terpengaruh modernisasi atau cukup terasing dari dunia luar.

Suku Baduy bermukim di wilayah di Desa KanekesKecamatan LeuwidamarKabupaten Lebak, Provinsi Banten. Permukimannya terpusat di daerah aliran sungai pada sungai Ciujung yang termasuk dalam wilayah Cagar Budaya Pegunungan Kendeng.

Tidak berlebihan jika menyebutnya bagian dari Surga tersembunyi di penghujung Banten yang tepat menjadi tempat healing untuk menyejukan hati.

Selain masyarakat adatnya yang sangat terkoneksi dan terikat dengan alam sehingga setiap nafas yang kita hirup dan hembuskan memiliki arti.

Dan makna akan keberadaan mereka,  mengingat perjuangannya yang cukup sulit juga untuk bisa sampai ke Kampung Adat mereka.

Di mana harus menepuh 5-7 jam perjalanan sebagai orang luar Baduy melewati hutan, bukit berbatu, sungai, tebing-tebing curam untuk bisa sampai ke kampung adat Suku Baduy Dalam, mungkin untuk mereka 3 jam saja cukup untuk ditempuh.

Sungguh tidak dapat dideskripsikan dengan sebuah tulisan, betapa luar biasanya perjalanan panjang yang terbayar lunas dengan kedamaian yang bisa kita rasakan selama di Baduy Dalam.

Revenge Tourism: 4 Megatren Pariwisata Sepanjang 2023

Masyarkat Adat Baduy  sendiri terdiri atas dua bagian, yaitu Suku Baduy Dalam dan Suku Baduy Luar. Suku Baduy Dalam merupakan suku yang masih sangat primordial dan menghindari penetrasi dengan kebudayaan modern dengan ciri khas berupa pakaian dan ikat kepala berwarna putih.

Sementara itu, masyarakat Suku Baduy luar sudah mengenal kehidupan modern dengan ciri khas pakaian berwarna hitam dan ikat kepala berwarna biru.

Namun secara general, masyarakat adat keduanya tetap berpegang teguh untuk tidak menggunakan alas kaki, teknologi yang terlalu modern, serta transportasi.

Suku Baduy mengajarkan bahwa alam dan manusia adalah sepasang jiwa, yang saling terhubung kepada penciptanya, saling menjaga satu sama lain ditengah gempuran zaman dan modernisas.

Tidak dapat diragukan lagi dan dibayangkan oleh pikiran bagaimana rasa damai yang tercipta saat berada di Baduy Dalam dengan segala tatanan adat istiadat dan keyakinannya, tanpa alat komunikasi, tanpa bahan-bahan kimia berbahaya.

Contoh kehidupan tanpa modernisasi antara lain: tidak boleh ada sampo atau sabun mandi, membuat alamnya sangat terjaga dan masyarakatnya pun memiliki hati yang sangat tulus.

Masyarakat adat Baduy sangat menjaga nilai moral dan tatakrama, karena mereka sangat mengikat pada hukum alam, siapa yang melanggar dia yang akan menuai dengan dibayar kontan/tunai.

Hukum adatnya yang dikenal dengan istilah pikukuh karuhun dengan tiga puun atau pemimpin adat dengan kedudukan daerah (tangtu) yang berbeda yaitu, Cibeo, Cikartawana dan Cikeusik (3 Kampung yang ada di Baduy Dalam).

Ilham Nuzul Rachamn saat mamamparkan pengalamannya saat berkunjung di Baduy Dalam, mengatakan:

“Sungguh menjadi pengalaman yang luar biasa sepanjang hidup ini, duduk ditengah malam yang senyap menikmati secangkir teh panas dan sayur asem.”

“Tak lupa tempe goreng dan sambal terasi, sajian keluarga Abah Damin.”

Ketulusan perjuangan masyarakat Baduy mempertaruhkan kesetiaannya pada leluhur mereka, memperjuangkan yang semestinya diperjuangkan dan dijaga.

Mereka setiap hari harus beraktifitas keluar masuk hutan menempuh berjam-jam perjalanan, namun tetap dalam rasa hati bahagia dibalik sebuah kesederhanaan mereka, begitu tulus tidak ada keraguan diantaranya.

Tidak akan bisa dipercaya sampai Anda benar-benar memulai sendiri perjalanannya. Dengan melihat, merasakan dan menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Suku Baduy walau hanya selama sehari , Anda akan mengenal bagaimana kearifan lokal yang bersinergi dengan alam itu ternyata masih ada.

Apakah Anda tertarik untuk mengunjungi suku Baduy di Lebak Banten?

About Author

A lifestyle & traveler writer

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *