Economy & Business Headline

BNI Bawa Puluhan Ribu UMKM Go Export

BNI

Bank BNI memiliki program Go Export yang mendorong UMKM untuk bisa memasarkan produk ke mancanegara.

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. atau BNI sebagai bank global asal Indonesia telah berhasil mendorong 40 ribu UMKM Go Export.

Bank Indonesia pun mengapresiasi langkah BNI ini karena membantu dalam hal peningkatan cadangan devisa negara.

Direktur Eksekutif, Kepala Departemen Pengembangan UMKM dan Perlindungan Konsumen Bank Indonesia (BI) Yunita Resmi Sari menyampaikan:

“Konsistensi BNI dalam menaikkelaskan sekaligus mendorong Go Export UMKM perlu diikuti oleh lebih banyak pelaku industri perbankan lainnya.”

Terlebih, hal ini seiring dengan langkah bank sentral untuk memasarkan produk UMKM ke manca negara.

Langkah BNI tersebut juga membantu BI dalam meningkatkan cadangan devisa untuk mendukung kestabilan ekonomi dalam negeri.

“Pengembangan UMKM tidak terlepas dari sinergi antara otoritas dan lembaga termasuk lembaga perbankan.”

“Salah satu program pengembangan UMKM yang dilakukan adalah melalui fasilitasi UMKM hingga tembus ke pasar luar negeri.”

“Dalam hal ini Bank Indonesia mengapresiasi langkah BNI melalui BNI Xpora untuk mendorong UMKM Lokal Indonesia dapat tembus ke pasar luar negeri,” katanya.

Yunita menyampaikan segmen usaha mikro dan kecil terus menunjukkan geliat pertumbuhan yang positif.

Berdasarkan survei BI, sebanyak 63,6% dari jumlah UMKM sudah mengalami peningkatan omzet dibandingkan tahun lalu.

Bahkan, 43% dari total tersebut mengalami peningkatan omzet untuk ekspor.

“Menariknya, kredit ekspor kita meningkat 107% dibandingkan tahun sebelumnya, pertumbuhannya hampir US$100 juta.”

” Bila kredit meningkat, maka terjadi peningkatan permintaan, kinerja dan peningkatan kapasitas UMKM,” tambahnya.

Guna mendorong UMKM melakukan ekspor, dia menjelaskan bank sentral menggunakan strategi pulls and push.

Dari sisi pull, BI memanfaatkan tujuh kantor perwakilan luar negeri untuk bertugas identifikasi pasar, persyaratan, dan kualifikasi yang dibutuhkan.

Sebab, setiap negara memiliki ketentuan yang berbeda satu sama lain.

“Sisi push-nya, kita siapkan UKM untuk kita persiapkan untuk bisa masuk ke pasar dengan memenuhi apa saja yang dibutuhkan oleh pasar, tingkatkan kapasitas, dan persyaratan.”

“Sehingga bisa penuhi 3K yakni kualitas, kuantitas, dan kapasitas,” jelasnya.

Sementara itu, Direktur Bisnis UMKM BNI Muhammad Iqbal menyatakan jumlah nasabah UMKM yang telah melakukan ekspor tercatat 40 ribu nasabah per Juni 2022.

Jumlah itu melesat 60% secara tahunan atau year on year (YoY) dari 25 ribu pada Juni 2021.

“Secara value, ekspor UMKM yang kami alami naik dari Rp 14 triliun jadi Rp 22 triliun. Artinya, barang yang diproduksi oleh UMKM binaan BNI jauh lebih dihargai pasar.”

“Orientasinya pada produk olahan makanan dan minuman, kerajinan tangan, dan olahan makanan laut,” ujar Iqbal pada kesempatan yang sama.

Pencapaian gemilang ini berkat program unggulan BNI Xpora yang memberikan pendampingan berkelanjutan agar para pelaku UMKM terbiasa melakukan ekspor.

Prosesnya, dimulai dengan melakukan kurasi terhadap produk UMKM melalui 200 kantor cabang terpilih yang tersebar di Indonesia, sesuai potensi ekspor di masing-masing daerah.

Setelah itu, BNI melakukan pendampingan dengan menggandeng berbagai pihak seperti Bea Cukai, Lembaga Pembiayaan Ekspor dan Impor (LPEI), dan pihak lainnya.

Tujuannya, agar para pelaku UMKM memahami kebutuhan pasar, persyaratan, hingga peningkatan kapasitas.

Ketika para pelaku UMKM siap melakukan ekspor, BNI melakukan business matching dengan diaspora yang tersebar di berbagai negara dengan mengandalkan kantor cabang luar negeri.

Iqbal menilai jumlah diaspora yang mencapai 8 juta orang memiliki potensi yang  besar lantaran bisa dijadikan ambassador dan pintu masuk produk UMKM Indonesia di luar negeri.

Lewat program BNI Xpora yang baru diluncurkan pada tahun lalu ini, BNI sudah berhasil memboyong berbagai produk UMKM ke berbagai pasar global melalui diaspora.

Ia mencontohkan salah satu UMKM pembudidaya tanaman hias, berhasil mendapatkan kontrak ekspor senilai Rp 1 triliun per tahun untuk tujuan Eropa.

Ada juga kelompok ibu-ibu asal Jawa Barat yang memproduksi kerupuk berhasil menarik perhatian salah seorang Diaspora di Hong Kong.

Meski masih dalam kapasitas kecil, produk ini telah di pasarkan di pasar Hong Kong hingga China.

MyValue, Aplikasi Hotel Santika & Grup Kompas Gramedia

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *