Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menghadiri peluncuran Global Clean Power Alliance (GCPA) di sela-sela KTT G20 di Rio de Janeiro, Brasil.
GCPA berfokus mengatasi tantangan investasi energi bersih di negara berkembang melalui kerangka kerja komprehensif yang mencakup semua tahap pembangunan.
Pendekatan ini melibatkan pembangunan platform lokal hingga nasional serta penguatan arsitektur pendanaan untuk proyek energi bersih.
Aliansi ini juga mengutamakan peran sektor swasta dalam pendanaan, dengan strategi de-risking finansial dan pengembangan proyek yang bankable.
Baca juga:
- Johnnie Walker Blue Label dan Future Stride: Masa Depan Mixology yang Penuh Inovasi
- Galilea Naturopathy Center: Solusi Kesehatan Modern untuk Generasi Z
- Roti Sisir Dari Toko Legendaris di Jawa Timur Ini Bikin Kamu Nagih!
Indonesia, dengan potensi besar di sektor energi terbarukan seperti panas bumi dan tenaga surya, menargetkan bauran energi terbarukan hingga 42% pada 2040.
Untuk mencapai target ini, Indonesia memerlukan investasi sekitar USD235 miliar.
GCPA, yang melibatkan 12 negara/organisasi seperti Brasil, Prancis, dan Uni Afrika, menawarkan peluang baru bagi Indonesia dalam pembiayaan program transisi energi.
Hal ini mendukung komitmen Indonesia yang aktif dalam berbagai forum kerja sama internasional seperti Just Energy Transition Partnership dan Asia Zero Emission Community.
Coretax System: Transformasi Digital Pajak Mulai Januari 2025