Presiden Joko Widodo melantik Gubernur dan Wagub DIY masa jabatan tahun 2022-2027, di Istana Negara, Jakarta, Senin (10/10/2022).
Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X dan Wakil Gubernur (Wagub) DIY Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo (KGPAA) Paku Alam X.
Presiden meminta mereka untuk menjaga stabilitas harga pangan dan inflasi di wilayahnya.
“Yang paling penting, saya tadi tititp kepada beliau untuk urusan yang berkaitan dengan harga pangan dan inflasi supaya menjadikan fokus perhatian,” ujar Presiden.
Presiden menambahkan, persoalan terkait harga pangan dan inflasi adalah dua persoalan yang menjadi tantangan global dan momok bagi setiap negara.
“Memang itu persoalan utama dan momok semua negara,” ujarnya.
- Double Diskon Ala BATIQA Hotels
- Bali Jadi Destinasi Wedding Terbaik Dunia
- Kimaya Group Luncurkan 3 Hotel di Jakarta, Yogya, & Bandung
- Labuan Bajo Destinasi Super Prioritas
- Inspirasi Desain Kamar Anak Perempuan
Presiden Jokowi mengajak semua pihak untuk kompak dan bersatu dalam menangani inflasi.
“Kita harus kompak, harus bersatu dari pusat, provinsi, kabupaten/kota, sampai ke bawah, dan semua kementerian/lembaga seperti saat kita kemarin menangani COVID-19.”
“Kalau COVID-19 kita bisa bersama-sama, urusan inflasi ini kita juga harus bersama-sama,” ujar Presiden, Kamis (29/09/2022).
Kepala Negara melanjutkan, saat ini yang paling penting untuk diantisipasi adalah kenaikan harga bahan pangan.
Dan bahan makanan karena merupakan kontributor terbesar inflasi hingga Agustus ini.
Presiden mencontohkan, kenaikan harga sejumlah komoditas seperti cabai merah dikarenakan suplainya yang kurang.
Untuk itu, Presiden mendorong semua kepala daerah untuk mengajak petani menanam komoditas tersebut.
“Tugas Saudara-Saudara, bagaimana mengajak para petani untuk menanam ini, kalau di daerah Bapak, Ibu, dan Saudara-Saudara sekalian harganya tinggi pasokan cabai,” kata Presiden.
Cara lainnya adalah dengan menggunakan dana transfer umum dan belanja tidak terduga dari Anggaran Penerimaan dan Belanja Daerah (APBD).
Hal ini untuk menutup ongkos transportasi dari tempat produksi menuju pasar.
Presiden meyakini jika semua pihak bekerja secara detail, produksi komoditasnya didorong.
Dan transportasinya ditutup dari APBD, maka inflasi akan lebih mudah untuk dikendalikan.
Selain itu, Presiden juga mengingatkan para kepala daerah untuk tidak ragu dalam menggunakan biaya tak terduga dan dana transfer umum karena regulasinya sudah ada.
“Jangan sampai ada yang ragu-ragu lagi mengenai penggunaan biaya tak terduga, belanja tak terduga.”
“Dan juga dana transfer umum karena sudah ada PMK-nya, Peraturan Menteri Keuangannya, sudah ada SE (surat edaran) Mendagrinya.”
“Saya sudah sampaikan juga ke Kejaksaan Agung, ke KPK, untuk hal-hal ini karena sekarang kita sangat membutuhkan,” kata Presiden.