Masalah mental health atau kesehatan mental umumnya bisa dialami oleh semua kalangan dengan gejala yang sering dirasakan di antaranya mudah lelah, tersulut emosi, kesepian dan stres. Hal ini juga dialami Ilham Nuzul Rachman (26) yang kini menjadi seorang aktivis sosial membahas isu-isu kesehatan mental di Indonesia.
Dia saat ini tergabung dengan beberapa komunitas berbasis pendidikan yang terhubung dengan para psikolog dan psikiater. Pria kelahiran Jakarta, 25 Januari 1997 itu menceritakan kisah inspiratifnya kepada kami pada Kamis (8/6/2023).
-
Momen terendah dalam hidup Ilham ada di masa-masa remajanya.
Ilham mengakui jika berbicara sebabnya karena semua berawal dari rumah sejak kecil, dan dengan latar belakang keluarga yang tidak harmonis.
Dia juga dihadapkan dengan pertengkaran orang tuanya hingga pada akhirnya bercerai ketika dirinya berusia 17 tahun.
Tak hanya itu, Ilham sempat mengalami perlakuan yang tidak baik dari lingkungan diluar rumah (perundungan/bullying) dan di lingkungan sekolah semasa SD-SMA dari teman sebaya serta oknum guru. Hal tersebut membuatnya benar-benar merasa tidak ada tempat untuk berpulang untuk sekedar bercerita ataupun mengeluhkan betapa berat hidup yang harus dijalaninya.
“Ingat sekali waktu itu saya duduk di kelas 6 SD dan oknum guru itu melontarkan perkataan yang tidak seharusnya seorang guru katakan kepada muridnya. Bahkan perundungan yang saya alami bukan hanya yang sifatnya verbal atau lewat kata-kata tetapi sudah sampai keperundungan yang sifatnya menyakiti fisik, yang dilakukan oleh teman-teman sebaya pada saat itu,” ungkapnya.
Dengan kondisi perundungan/bullying tersebut, Ilham mulai mencoba bangkit dan berdamai dengan diri sendiri serta menerima semua yang terjadi.
“Semua hanya karena satu hal, yaitu berdamai dengan diri sendiri, sebuah penerimaan akan diri saya sendirilah yang saya lakukan terus menerus, walau berat dan masih berproses sampai sekarang, jatuh bangun saya lakukan untuk benar-benar bisa menerima itu semua, dengan pengalaman berdamai pada diri sendiri membawa saya pada banyak perubahan diberbagai aspek kehidupan, mulai dari pendewasaan sampai pencapaian yang saya terima dititik ini,” jelas Ilham.
-
Kakek dan nenek jadi figur pengganti orang tua yang sangat sempurna.
Ilham merasa kakek dan neneknya memiliki peran sangat penting dalam hidup yang disebut sebagai sosok sangat sempurna pengganti orang tuanya.
“Sebaik-baiknya inspirasi yang mendorong saya untuk dapat bangkit adalah pelajaran dan pengalaman hidup yang sudah saya lewati selama ini, seiringnya berjalannya waktu semua mengubah cara pandang saya terhadap hidup dari berbagai prespektif. Jika bicara tentang seseorang sosok nenek dan kakek saya adalah figur orang tua pengganti yang sangat sempurna di mata saya,” terang dia.
-
Ilham bertekad menjadi seorang Aktivis di bidang kesehatan mental.
Ilham didiagnosa PTSD (Post Traumatic Stress Disorder) pada 2014 dengan dirinya harus melakukan terapi dan pengobatan yang berat.
Dia bertekad dapat bermanfaat bukan hanya untuk dirinya sendiri dan lingkungannya, karena banyak anak-anak diluar sana yang sudah semestinya mendapatkan pendampingan sejak dini dalam menghadapi permasalahan kesehatan mental yang serius.
“Dari sana titik balik saya bertekad menjadi seorang aktivis di bidang kesehatan mental mengkampanyekan isu-isu pentingnya kesadaran menjaga kesehatan mental,” jelas Ilham.
Dengan misi tersebut, Ilham telah melalangbuana ke berbagai pelosok negeri untuk menebarkan kasih kepada anak-anak yang ditemui pada setiap sharing diberikan.
Dia menjalani hampir 9 tahun menjadi survivor dan aktivis di bidang kesehatan mental dengan tujuan menyuarakan semangat yang masih dipandang sebelah mata oleh banyak orang, tetapi itu menjadi tantangan tersendiri baginya selama ini.
“Tidak pernah bosan dan berusaha konsisten adalah hal yang sulit untuk seorang survivor seperti saya yang ingin menyuarakan sebuah kebenaran, namun semuanya membuahkan hasil yang hampir manis. Banyak dari orang-orang tidak saya kenal sebelumnya mereka merasa sangat terbantu untuk melewati masa-masa sulit mereka sama seperti saya dulu, itu semua adalah impian takkan pernah berujung, pelan tapi pasti mimpi saya 9 tahun lalu untuk membantu mengkampanyekan isu ini semakin mendapat titik terang,” kata Ilham
Selain itu, mengkampanyekan isu kesehatan mental ini dengan tergabung ke beberapa komunitas yang berbasis pendidikan dan aktivis sosial yang membahas isu-isu kesehatan mental, ilham juga terhubung dengan para psikolog dan psikiater.
Dirinya juga sejak 2016 tergabung bersama Kelas Inspirasi Indonesia yang digagas oleh Bapak Anies Baswedan.
Kelas Inspirasi Indonesia ini memiliki dua tujuan, yakni menjadi wahana bagi sekolah dan siswa untuk belajar dari para profesional.
- Voting Putri Ariani Agar Menang America’s Got Talent
- Uruguay Cetak Sejarah Pertama Juara Piala Dunia U-20
- Anthony Ginting Pertahankan Juara, Singapore Open Bagi-bagi Gelar
Kedua, supaya profesional khususnya dari kelas menengah secara lebih luas dapat belajar mengenai kenyataan dan fakta kondisi pendidikan di Indonesia.
“Kelas Inspirasi ini diharapkan sebagai jendela komunikasi antara profesional sebagai kelas menengah dan dunia pendidikan di sekolah dasar. Tentunya sebagai area yang perlu diadvokasi dan dikembangkan terus menerus. Walaupun tujuannya lebih kepada pendidikan karakter pada anak, dari sini saya menyisipkan pesan kepada anak sejak dini secara halus tentang pentingnya menjaga kesehatan mental lewat sharing dan pengajaran yang saya berikan melalui media boneka dan dongeng,” imbuhnya.
Tak sampai disana, Ilham turut menggunakan sosial medianya sendiri sebagai platform kecil untuk mengkampanyekan pesan-pesan tentang isu kesehatan mental ini secara halus melalui konten-konten yang dapat menggugah minat pengikutnya.
-
“Stop stigma negative mental health,” tegas Ilham.
Menurut Ilham, isu kesehatan mental merupakan masalah serius bagi masyarakat.
“Stop stigma negative! saat ini kesadaran masyarakat Indonesia soal masalah kesehatan mental masih perlu ditingkatkan dan disuarakan. Ketidaksadaran mengenai kesehatan mental ini seringkali menimbulkan stigma buruk terhadap seseorang yang mengalami masalah mental. Jika stigma buruk terus berada di masyarakat, itu semua dapat menghalangi penanganan pasien dengan masalah kesehatan mentalnya,” papar dia.
Dia menambahkan meningkatkan kesadaran masyarakat, menghapuskan stigma, serta menyetarakan pentingnya menjaga kesehatan mental sama halnya dengan menjaga kesehatan fisik bukanlah hal yang mudah, perlu kesabaran serta konsistensi bagi semuanya.
“Pentingnya menjaga kesehatan mental sejak dini, dimulai dari peran orang tua serta keluarga sebagai garda terdepan tumbuh kembang seorang anak. Seseorang dengan mental sehat berpengaruh pula pada kondisi fisik juga kualitas hidup. Ketika seseorang sejahtera secara psikologis, sosial maupun emosional, maka bisa dikatakan bahwa individu tersebut memiliki mental sehat untuk melanjutkan kehidupannya yang baik,” ucapnya.
-
Ilham tertarik dunia entertaint, sosial hingga bekerja sebagai public relation.
Dia merasa jika membahas pencapain justru semua berawal dari rasa tercampakannya saat masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD), dimana pengalaman dibully, tidak dianggap oleh lingkungan sosial jutru memacu jiwa kompetitifnya terbentuk.
Oleh karena itu, Ilham bertekad untuk terus melakukan hal positive, productive dan menghasillkan prestasi baik di sekolah maupun diluar sekolah dengan tujuan pembuktian diri.
“Berhubung minat saya pada dunia seni & entertaiment saya banyak menghasilkan banyak prestasi non akademik sampai menjadi perwakilan-perwakilan bukan hanya tingkat sekolah, daerah, nasional bahkan Internasional. Namun semua penghargaan yang berbentuk benda seperti piala, sertifikat, medali yang terkumpul itu tidak dapat mengobati rasa sakit yang sudah saya lalui,” kata dia.
Lalu Ilham mengikuti kompetisi pemilihan Mister Teen Banten 2017 dan terpilih sebagai Mister Teen Banten 2017 yang otomatis menjadi Representasi Banten di ajang Mister Teen Indonesia 2017 dan berhasil masuk kejajaran Top 8 dengan posisi ke 6 serta terpilih sebagai Best Sporty pada saat itu.
Mister Teen Indonesia adalah kontes yang diselenggarakan oleh Indo Male Pageant (IMP) Organization sejak 2015, dengan mencari sosok remaja pria berusia 15-19 tahun yang dapat menjadi role model sehingga memberi dampak positif bagi lingkungannya.
Pemenang kontes ini selanjutnya mewakili Indonesia pada kontes Mister Teen International.
Dia menyebutkan ajang Mister Teen Indonesia 2017 menjadi platform yang besar untuknya dapat menyuarakan misi serta advokasi pada isu kesehatan mental ini agar pesannya lebih didengar jangkauan secara lebih luas dan Mister Teen ini menjadi platform kepemudaan yang populer pada saat itu.
“Mister Teen Indonesia ini menjadi penutup ajang kompetisi terakhir yang saya ikuti. Walaupun saya tidak berhasil mewakili Indonesia di ajang International kala itu namun banyak sekali dampak serta manfaat baik yang saya terima baik dari relasi, koneksi dan kesempatan untuk saya berkarir sampai saat ini baik di dunia entertaint, sosial dan pekerjaan formal yang saya geluti di bidang public relation,” ujar Ilham.
Dia berharap ingin lebih bermanfaat ke depannya dengan memiliki platform yang lebih besar sehingga dapat dengan mudah untuk didengar dan menjangkau banyak orang diluar sana yang membutuhkan bantuan serupa perihal masalah kesehatan mental.
“Selanjutnya saya juga ingin lebih profesional lagi dalam bidang yang saya geluti sekarang, dimana dari semua kekurangan dan keterbatasan yang ada saya bisa berkarier sebagai profesional public relation di 6 tahun terakhir ini, juga menyelesaikan pendidikan saya di bidang Hukum, berniat untuk melanjutkannya ke jenjang Master agar lebih profesional untuk membantu banyak orang,” tuturnya.(*)