Lavender marriage adalah istilah yang merujuk pada pernikahan yang dilakukan bukan atas dasar cinta atau hubungan romantis, melainkan untuk menjaga citra, status sosial, atau karier.
Istilah ini pertama kali populer di era 1920-an dan 1930-an di Hollywood, ketika banyak selebritas memilih menikah untuk menutupi orientasi seksual mereka atau untuk memenuhi ekspektasi sosial.
“Lavender” dipilih karena sering diasosiasikan dengan komunitas LGBTQ+ pada masa itu.
Tujuan Lavender Marriage
Ada berbagai alasan seseorang memilih lavender marriage:
- Melindungi Karier
Di masa lalu, mengungkapkan orientasi seksual yang berbeda dapat merusak reputasi seseorang, terutama di industri hiburan atau politik. Pernikahan ini digunakan untuk menjaga citra “normal” di mata publik. - Tekanan Sosial dan Budaya
Dalam beberapa masyarakat, ada tekanan besar untuk menikah, terutama bagi orang-orang yang berada di usia tertentu atau berasal dari keluarga konservatif. Lavender marriage menjadi solusi untuk memenuhi ekspektasi tersebut tanpa harus mengorbankan orientasi seksual atau kebebasan pribadi. - Keuntungan Finansial atau Hukum
Beberapa orang memilih lavender marriage untuk mendapatkan manfaat seperti visa, warisan, atau perlindungan hukum tertentu.
Sejumlah selebritas Hollywood yang dicurigai menjalani lavender marriage, meskipun sulit dipastikan karena minimnya bukti yang pasti.
Misalnya, aktor dan aktris di era Golden Age of Hollywood sering terikat kontrak dengan studio film, yang memaksa mereka menjaga citra ideal di mata publik.
Baca juga:
- Rangkaian Perawatan TOTAL CARE MEN Diluncurkan, Wujudkan Totalitas Lelaki
- Suku Jawa: Warisan Budaya yang Tetap Hidup dan Jadi Salah Satu Suku Terbesar di Dunia
- Jejak Kejayaan Sriwijaya Tersembunyi di Dasar Sungai Musik
Lavender Marriage di Era Modern
Saat ini, meskipun penerimaan terhadap keberagaman orientasi seksual telah meningkat, lavender marriage masih ada.
Namun, tujuannya mungkin berbeda, misalnya untuk mendukung kepentingan politik, mempermudah urusan hukum, atau memenuhi kebutuhan budaya di beberapa negara.
Pro dan Kontra
- Pro:
- Memberikan perlindungan sosial bagi individu yang merasa tidak aman untuk hidup terbuka sesuai orientasi atau identitas mereka.
- Solusi praktis untuk menjaga privasi atau melindungi karier.
- Kontra:
- Bisa menyebabkan hubungan yang tidak sehat jika salah satu pihak menginginkan pernikahan tradisional.
- Memperkuat stigma bahwa orientasi seksual tertentu harus disembunyikan.
Lavender marriage adalah fenomena sosial yang mencerminkan kompleksitas hubungan manusia, terutama dalam konteks tekanan sosial dan budaya.
Meskipun kontroversial, pernikahan jenis ini tetap menjadi pilihan bagi mereka yang merasa terjepit antara kebutuhan pribadi dan tuntutan eksternal.
BPJS Akui Tak Menanggung Semua Penyakit, Menkes Sarankan Menambahkan Asuransi Swasta