Site icon DailyLife.id

Silent Killer: Gejala dan Pencegahan

medical dna

medical dna

Penyakit Silent Killer adalah penyakit yang awalnya tidak menampakkan gejala sama sekali, tetapi dapat merenggut nyawa penderitanya secara tiba-tiba. Sering kali, penanganan penyakit sudah sangat terlambat dan bahkan diketahui ketika penderita di ambang kematian.

Hal ini menjadi peringatan bagi seluruh masyarakat untuk lebih meningkatkan pengetahuan terhadap penyakit-penyakit silent killer, sadar akan pentingnya deteksi dini dan mendapatkan pengobatan yang tepat, serta mengurangi risiko komplikasi penyakit. Berikut adalah penyakit-penyakit apa saja yang merupakan silent killer, tanda dan gejala, serta cara pencegahannya:

Penyakit keganasan

Penyakit keganasan atau kanker adalah penyakit silent killer karena kerap tak terdeteksi. Hal ini karena pada fase awal penyakit, kanker tidak mempunyai tanda atau gejala yang jelas, sehingga dianggap sebagai keluhan yang biasa. Pada perkembangannya, kanker terus membesar dan bahkan menyebar selama berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun. Ketika pasien merasa ada gejala yang muncul, penyakit sudah masuk tahap lanjut sehingga penanganannya sudah terlambat.

Sampai saat ini, penyebab terjadinya kanker masih belum diketahui pasti,

namun diperkirakan oleh akibat kombinasi faktor genetik dan faktor eksternal, seperti radiasi, penggunaan produk tembakau, zat kimia, serta infeksi virus, bakteri, atau parasit. Penuaan juga merupakan salah satu faktor risiko perkembangan sel kanker dalam tubuh.

Ada berbagai jenis kanker dengan gejala yang berbeda-beda tiap jenisnya. Gejala umum kanker adalah penurunan berat badan yang drastis dan sering merasa lelah. Pada kalangan perempuan, tanda kanker payudara adalah munculnya benjolan di area payudara. Adapun pada laki-laki, gejala seperti batuk yang tak kunjung hilang hingga batuk berdarah patut diwaspadai sebagai gejala kanker paru-paru.

Untuk mencegah terjadinya kanker, maka harus menghindari pemicunya, yaitu dengan tidak merokok dan menjauhi asap rokok, makan makanan dengan gizi seimbang dan kaya antioksidan, rajin berolahraga, serta menjaga berat badan yang sehat.

Penyakit kardiovaskular

Penyakit kardiovaskular adalah penyakit yang menyerang jantung dan pembuluh darah. Penyakit ini terdiri atas penyakit jantung dan strok. Penyakit kardiovaskular adalah penyakit penyebab kematian nomor satu secara global. Karakter penyakit ini yang kerap tak disertai gejala yang jelas menjadi salah satu faktor penting yang berkontribusi terhadap gelar tersebut.

Penyebab utama penyakit jantung dan strok adalah masalah pada pembuluh darah, terutama penyumbatan yang menghalangi aliran darah menuju jantung atau otak.

Penyakit jantung terdiri atas beragam jenis yang memiliki gejala bervariasi. Di Indonesia, penyakit jantung koroner adalah yang paling sering menyebabkan kematian. Gejala penyakit jantung yang umum antara lain rasa nyeri pada dada yang menjalar hingga leher, rahang, dan punggung, sesak napas, jantung berdebar-debar, serta berkeringat dingin. Adapun strok adalah penyakit saraf dengan gejala utama terganggunya sistem keseimbangan dan koordinasi tubuh.

Cara utama untuk mencegah penyakit kardiovaskular adalah dengan menerapkan gaya hidup sehat, terutama rutin berolahraga dan makan makanan yang menyehatkan. Menjauhi asap rokok juga direkomendasikan agar terhindar dari penyakit jantung dan stroke.

Diabetes

Ada dua jenis diabetes, yakni tipe 1 dan tipe 2. Diabetes tipe 1 adalah jenis diabetes yang biasa dialami oleh remaja dan anak-anak. Sedangkan diabetes tipe 2 adalah yang paling sering dijumpai pada berbagai kalangan. Diabetes yang menyandang sebutan penyakit silent killer adalah diabetes melitus tipe 2.  Pemicunya adalah penumpukan gula dalam darah karena masalah produksi atau penggunaan insulin oleh tubuh.

Gejala diabetes sering baru kelihatan atau terasa ketika sudah parah. Contoh gejalanya antara lain kulit lecet dan mudah terinfeksi bakteri atau jamur, komplikasi mata seperti glaukoma, katarak, dan retinopati yang bisa menyebabkan kebutaan, serta kerusakan saraf yang menyebabkan mati rasa.

Upaya pencegahan diabetes yang utama adalah menjalankan diet sehat rendah gula,

berolahraga secara teratur, dan memodifikasi gaya hidup secara keseluruhan agar lebih sehat. Ada kecenderungan anak mengidap diabetes jika satu atau kedua orang tuanya juga punya diabetes. Karena itu, anak yang orang tuanya memiliki diabetes sebaiknya menjalani tes skrining diabetes dan lebih giat melakukan pencegahan.

Tekanan darah tinggi

Darah yang mengalir dalam pembuluh darah kita memiliki tekanan yang dapat diukur. Tekanan ini umumnya naik-turun sepanjang hari. Ketika tekanan darah itu konsisten naik melebihi ukuran normal dalam jangka waktu lama, ada potensi kita mengalami tekanan darah tinggi alias hipertensi. Tekanan darah tinggi adalah penyakit silent killer karena sama sekali tak bisa terdeteksi kecuali lewat pengukuran tekanan darah.

Tidak ada gejala spesifik yang menandakan seseorang memiliki tekanan darah tinggi. Namun pasien yang terdiagnosis memiliki hipertensi kerap mengeluhkan sakit kepala, jantung berdebar-debar, penglihatan kabur, mudah lelah saat beraktivitas, serta rasa nyeri dada.

Ketika tekanan darah tinggi, bisa timbul berbagai macam penyakit seperti serangan jantung, strok, penyakit ginjal, dan gagal jantung.

Seperti sejumlah penyakit silent killer lain, langkah pencegahan utama terhadap hipertensi adalah menerapkan gaya hidup sehat dan aktif. Yang lebih spesifik adalah membatasi konsumsi garam tidak lebih dari 1 sendok teh per hari. Kadar garam atau sodium yang berlebih dalam darah akan menarik air dan menaikkan volume darah sehingga tekanan terhadap pembuluh darah pun meningkat.

Itulah sejumlah contoh penyakit silent killer yang mesti diwaspadai. Selain empat penyakit tersebut, ada beberapa penyakit lain yang bisa menyebabkan kematian diam-diam. Karena itu, penting bagi kita untuk menjaga pola hidup sehat.

Makin bertambah usia, tubuh kita akan makin rentan terhadap berbagai penyakit. Menjalani pemeriksaan kesehatan secara rutin bisa menjadi langkah efektif untuk mendeteksi dan menangani penyakit sejak dini. Artikel ini di tinjau oleh dr. Achmad Fausan, Sp.PD, Dokter Spesialis Penyakit Dalam, Primaya Hospital.

Exit mobile version